
tersekat mampat
di ujung jalan wicara
sedangkan makna
masih banyak tersimpan diam
bukan mulut terkatup letup
atau kerongkongan kosong melompong
semua ada di tempat
siap menerjang meregang
namun hanya satusatu meluncur kelu
patah-patah
lemah
sepertinya bahasa
tak mau selalu berkarib kalbu
sedangkan makna
tertumpuk membusuk di dasar hati
sia-sia
o.... sang Pencipta raga
apalah salah mereka
hingga kau tutup pintu bahasa
gagap untuk bicara
kebenaran yang kau amanatkan
sejak Adam dan Hawa
sedangkan mereka-mereka
yang lancar memainkan bahasa
adalah mereka yang buta
atas sabda yang kau titipkan
di gemericik titik-titik kehidupan
yang sebenarnya sangatlah fana
Note:
Nabi MUsa adalah Orang Gagap
Nabi Musa AS gagap berbicara. Tetapi Tuhan mengangkatnya menjadi seorang nabi sekaligus rasul untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat.
Cerita kegagapan Nabi Musa tidak hanya bisa kita temukan di dalam Al Quran, tetapi juga didalam Kitab Injil dimana Nabi Musa secara eksplisit menyatakan dirinya gagap:"Oh Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah”. (Keluaran 4:10)
Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa untuk menegur Raja Fir’aun karena perbuatannya telah melampaui batas (QS 16:24), Nabi Musa menjawab:"Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku. Mudahkanlah urusanku. Lepaskanlah kekakuan lidahku (gagap). Supaya mereka memahamiku. Jadikanlah seorang dari keluargaku sebagai pembantuku (juru bicara). Dialah Harun saudaraku". (QS 16:25-30)
Begitulah Nabi Musa yang kuat secara fisik, ternyata tidak percaya diri menghadapi Raja Fir’aun yang memang sangat kejam. Nabi Musa bukannya takut menghadapi siksaan fisik dari Fir’aun, tetapi masalahnya apakah Fir’aun bisa memahami bicaranya yang gagap. Doa Nabi Musa dikabulkan dan dijadikanlah saudaranya, Nabi Harun AS, sebagai penerjemah Nabi Musa