Wednesday, April 22, 2015

Konferensi Asia Afrika





demi harga diri bangsa
kita harus rela mengurut dada
menonton lalu lalang parade
orang terkemuka dari berbagai negara
mengganggu jalan ke tujuan kita

tak perlu cemas
pengalihan arus lalu lintas
adalah hal yang pantas

semoga saja
mereka semua merasa puas
agar ketika pulang
mereka bisa membawa cerita
Indonesia adalah negara aman sejahtera
tertata sempurna tanpa cela
membanggakan anak cucunya



 


Note: 

AACC2015, 22 April 2015 – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sebagai tuan rumah rangkaian acara puncak dalam rangka Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika tahun 2015, menyambut para pejabat tinggi dan delegasi dari 105 negara Asia dan Afrika, 15 negara peninjau dan 17 organisasi internasional, diikuti dengan foto bersama di lobi utama Jakarta Convention Center. 

Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Pertemuan Pemimpin Asia dan Afrika pada pagi hari ini pukul 09.45 WIB. Dalam sambutannya, Bapak Presiden mengenang kembali penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang pertama, 60 tahun yang lalu, dan mengingatkan bahwa masih tantangan dan perjuangan yang harus dihadapi oleh negara-negara Asia Afrika. Di bawah semboyan “Memperkuat Kerja Sama Selatan-Selatan untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia dan Kesejahteraan” (Strengthening South-South Cooperation to Promote World Peace and Prosperity), 

Presiden Joko Widodo membawa perhatian para tamu yang hadir ke dalam isu nasib Palestina dan perlunya sebuah struktur ekonomi bersama yang baru untuk mendukung usaha mewujudkan stabilitas dan kesetaraan di kedua benua. Para pemimpin dan delegasi berkeinginan untuk bertukar pengalaman, memperkuat kemitraan dan mendiskusikan strategi untuk mengatasi tantangan bersama serta memacu pembangunan ekonomi di kedua negara melalui kerja sama Selatan-Selatan yang lebih kuat. 

Peringatan Konferensi Asia Afrika diisi oleh beberapa pertemuan, diantaranya Asian African Senior Officials Meeting (AASOM) pada tanggal 19 April, diikuti Asian African Ministerial Meering (AAMM) pada tanggal 20 April, dan Business Summit yang diadakan kemarin, 21 April 2015. Sementara itu, puncak acara, yaitu Pertemuan Pemimpin Asia Afrika (Asian African Leaders Meeting), diadakan pada tanggal 22 dan 23 April 2015 di Jakarta Convention Center. Pada tanggal 24 April, acara akan dilanjutkan di Bandung untuk mengulang kembali upacara bersejarah yang dihadiri oleh para pemimpin dan delegasi dari negara Asia dan Afrika 60 tahun yang lalu, yang dinamakan Bandung Walk. 

Tahun 2015 ini juga menandai 10 tahun pembentukan New Asian African Strategic Partnership (NAASP), yang diluncurkan oleh para Kepala Negara dan Pemerintahan. Menjadi sebuah tantangan besar untuk menjaga momentum tersebut karena dunia menyaksikan dimulainya keterlibatan negara-negara baru ini di dalam posisi penting di dunia politik internasional. NAASP menandai era baru hubungan antarkawasan yang saling terhubung dengan didukung oleh tiga pilar, yaitu solidaritas politik, kerja sama ekonomi dan hubungan sosial kebudayaan. NAASP menjadi forum kerja sama penting di antara kedua benua untuk memecahkan masalah-masalah saat ini. 

Peringatan 60 tahun ini merupakan puncak peringatan Konferensi Asia Afrika yang pertama, yang diadakan di Bandung pada tanggal 24 April 1955. Pertemuan tahun ini diharapkan akan menghasilkan tiga hal: Bandung Message; kebangkitan NAASP; dan deklarasi dukungan negara-negara Asia dan Afrika terhadap Palestina.