Wednesday, April 28, 2010

Dolanan Kulit Jeruk Bali

I.
Sebuah jeruk Bali yang dibeli ibu dari tukang gerobak buah di pinggir kali, menyerah pasrah di tajam pisau dapur yang mengoyak kulitnya dengan buas. Sedikit perih mampir di pelupuk. Tapi segar segera terpancar, menghapus panas udara yang sekarang makin meranggas buas, sisakan helai-helai kulit yang terkelupas lunglai, layu.

Namun dia bukanlah sampah sia-sia yang tak bermakna. Masih ada sebongkah ceria yang diwariskan dari kreativitas masa lampau. Cukup biarkan tajam pisau menari sejalan liar imajinasi. Mengubah wajah sampah menjadi dolanan yang tidak pernah merusak semesta alam. Pelajaran generasi silam yang semakin tenggelam.

II.
Setumpuk kulit jeruk Bali terpuruk di peradaban yang semakin enggan menengok ke belakang. Orang tua sekarang lebih suka membuangnya ke keranjang sampah di belakang rumah. Mereka percaya, bocah-bocah akan lebih asyik dengan mainan plastik yang tak bisa membusuk oleh waktu yang melaju seru.

Mainan kulit jeruk Bali tinggalah ilusi yang tak lagi dikenali generasi terkini. Bumi dipaksa bertoleransi dengan polusi yang semakin tak terkendali. Peduli alam hanyalah opini yang selalu kalah oleh ambisi duniawi. Adakah ini pantas ditangisi?



No comments: